Basic Training Perbankan Syari’ah pintu masuk mencetak Sumber Daya Insani yang Unggul, Profesional dan Kompetitif
Bertempat di Aula Perpustakaan Universitas
Suryakancana Cianjur, Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syari’ah (Himapersya)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Suryakancana Cianjur mengelar
event basic training Perbankan Syari’ah untuk pertama kalinya pada hari Kamis
15 Pebruari 2018, acara ini di buka oleh Wakil Rektor II Universitas Suryakancana
Ibu, Hj, Mia Amalia, SH., MH. Dalam sambutannya, Wakil Rektor sangat
mengapresiasi kepada Panitia yang mampu menghadirkan peserta sejumlah _+ 150
orang yang cukup heterogen, terdiri dari
berbagai utusan dari SMA, MA juga SMK yang ada di Kabupaten Cianjur, Mahasiswa
dilingkungan Universitas Suryakancana dan diluar UNSUR seperti STIKES dan UNPRI
Cianjur juga turuthadir.
Ketua Panitia Indriana Setiasari menjelaskan, tema
kegiatan ini adalah “Mencetak Sumber Daya Insani Perbankan Syari’ah yang
Unggul, Profesional, dan berbasis service excellent, tema ini dilatarbelakangi
keinginan yang kuat untuk memberikan pemahaman yang lebih terkait seputar perbankan syari’ah dan
lembaga-lembaga keuangan syari’ah lainnya kepada para calon-calon praktisi
perbankan syri’ah sedini mungkin, karena
itu sasaran peserta basic Training ini adalah para siswa dari SMA/MA/SMK dan
mahasiswa tingkat 1 dan 2. Cindy Endrianti Puspita selaku Ketua Himapersya menambahkan,
acara ini juga bukti kolaborasi dan sinergi yang “keren†dengan kakak nya yaitu
HimaEsa (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Syari’ah), sebab Himapersya dengan HimaEsa seperti dua sisi mata uang, bila mata
uang hanya ada satu sisi, maka uang itu menjadi tidak sempurna bahkan tidak
bernilai, maka kehadiran HimaEsa dalam setiap acara Himapersya adalah sebuah
kesempurnaan.
Ketua Program Studi Perbankan Syari’ah H. Dadang Husen Sobana, M.Ag dalam sambutanya
menuturkan, acara ini sangat fenomenal karena direncanakan oleh Himapersya yang
baru terbentuk satu tahun namun mampu mengemas acara dengan suasana yang ringan, keratif, inovatif
juga santai yang khas mahasiswa, bahkan banyak door prize-nya, syalut atas
kinerjanya. Ka-Prodi melanjutkan, Prodi Perbankan Syari’ah ini merupakan prodi
“bungsu†di Universitas Suryakancana Cianjur, karena baru berdiri dua tahun,
ibarat masih “Balitaâ€, baru belajar berdiri namun sudah ingin berlari layaknya
prodi-prodi yang sudah lebih dulu eksis di Universitas Suryakancana.
Sepemahaman dengan ketua program studi perbankan
syari’ah, Wakil dekan 1 Febi Bpk Herlan Firmansyah dalam sambutannya yang
mewakili Dekan yang berhalangan hadir, mengatakan walaupun Prodi ini masih baru
namun telah memberikan warna tersendiri bagi eksistensi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Suryakancana
Cianjur. Prodi Perbankan syariah hadir
ingin memberikan sumbanghsih nyata bagi hadirnya SDM/SDI yang
berkualitas dan berakhlakul karimah di setiap perbankan syari’ah terutama di
wilayah Cianjur dan sekitarnya, maka acara Basic Training ini menjadi sebauah hal
penting bahkan sebuah keniscayaan.
Pemateri pertama, Teguh Dinurahayu dari Perwakilan
OJK Regional Jawa Barat dalam paparanya menjelaskan, bahwa OJK (Otoritas Jasa
Keuangan) adalah sebuah lembaga baru di
bidang otoritas keuangan selain Bank Indonesia (BI) yang bertujuan demi terselenggaranya
jasa keuangan yang teratur, adil, transparan dan akuntabel dan bertujuan untuk
mewujudkan sistem keuangan yang berkelanjutan dan stabil serta untuk melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat. Setelah OJK lahir, fungsi pengawasan Bank
dan Industri Keuangan lainnya beralih dari BI dan Bapepam-LK ke OJK. Lebih lanjut Teguh menuturkan, Banyaknya
investasi bodong yang menawarkan bunga dan bagi hasil tinggi adalah salah satu
tugas dan fungsi OJK yang dirasa cukup berat, karena seringnya masyarakat yang
tertipu dan teraniaya.
Pemateri kedua, dari perwakilan Bank Indonesia M.
Suhendar, Manajer divisi penanggulangan uang palsu BI, menyampaikan materi
tentang peran dan posisi bank Indonesia, diantaranya Memelihara dan mencapai
kestabilan nilai Rupiah dalam lalulintas
keuangan dan perbankan di Indonesia, ciri ciri keaslian Uang rupiah serta
penanggulangan uang palsu. Dalam pemaparannya Jawa Barat disinyalir menempati
posisi nomor tiga peredaran uang palsu di Indonesia.
Evi Setianawati selaku pemateri terakhir dari Bank
Syari’ah Mandiri (BSM), menjelaskan terkait akad-akad di perbankan syari’ah. Bila
bank konvensional memiliki satu sistem berbasis bunga, maka bank syari’ah
memiliki kekhasan tersendiri dengan berbagai akad yang mengikutinya baik dalam
penghimpunan paun dalam pembiayaan, funding maupun financing,
seperti akad wadiah, murabahah, musyarakah, mudharabah dan lain
sebagainya. Evi menuturkan, bank syari’ah dengan sistem PLS (Profit and Lost
Sharing) telah menjadi ciri khas dalam dunia perbankan di Indonseia, dan Perbankan
syari’ah hari ini telah menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat Indonesia baik
muslim maupun non Muslim.
Ketua Prodi Perbankan Syari’ah Dadang H Sobana mengharapkan,
kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan, kegiatan unggulan Himpunan Mahasiswa
Perbankan Syari’ah (Himapersya) dengan tetap menggandeng institusi OJK dan BI
serta bank-bank syari’ah lainya. (humas)…